top of page

Catatan Kecil dari Kampus Tribuana: Tentang Alor, Wisata yang Berkelanjutan, dan Sebuah Mimpi Kecil.

Jul 29

Bacaan 2 menit

1

3

0

Sabtu lalu, saya mendapat kehormatan untuk berkunjung ke Universitas Tribuana Kalabahi (Untrib) dalam rangka Dies Natalis dan Wisuda. Acara ini dihadiri sekitar 150 orang, dan saya diundang untuk membagikan cerita serta pesan tentang wisata berkelanjutan—topik yang sudah lama menjadi bagian dari perjalanan saya di Alor.


Saya selalu bersyukur atas perjalanan saya di bidang konservasi laut, yang dimulai pada tahun 2019 di Alor bersama WWF Indonesia, dan kini saya terus melanjutkan misi tersebut bersama Nautika Foundation. Perjalanan ini telah membawa saya ke banyak momen penuh makna untuk berbagi mimpi: bahwa laut bisa menjadi pintu masuk untuk membangun daerah ini secara adil dan berkelanjutan.


Banyak orang memandang pariwisata sebagai tujuan akhir. Namun bagi kami, pariwisata hanyalah salah satu dari banyak jalan yang mungkin. Tujuan sesungguhnya adalah kesejahteraan masyarakat dan ketahanan sumber daya. Kami banyak belajar dari masa pandemi. Saat sektor pariwisata runtuh, perikanan justru tetap bertahan dan menjadi penopang kehidupan banyak rumah tangga. Ini membentuk cara pandang kami: wisata tidak boleh menggantikan yang sudah ada, tapi harus memperkuat sumber-sumber kehidupan yang telah diandalkan masyarakat selama bertahun-tahun. Maka dari itu, perlindungan sumber daya alam menjadi fondasi utama bagi komunitas yang tangguh dan berdaulat.


Melalui Nautika Dive Alor dan Nautika Foundation, kami berupaya membangun ekosistem kerja yang berpihak pada masyarakat lokal. Dari 45 staf yang kami miliki, 38 di antaranya adalah putra-putri terbaik Alor. Mereka bukan hanya tulang punggung dari layanan kami, tapi juga wajah dari keramahan, kerja keras, dan kualitas yang sering diremehkan oleh dunia luar. Kami percaya bahwa membangun Alor harus dimulai dari manusianya sendiri.


Nautika Foundation hadir untuk menyediakan ruang yang lebih luas, menjangkau lebih banyak orang, dan membuka lebih banyak potensi. Kegiatan di Untrib kemarin bukan sekadar seremoni, tetapi juga menjadi momen untuk membangun harapan. Saya juga menyampaikan pesan dari Hansen kepada para mahasiswa, sebuah pesan yang juga menjadi pengingat untuk diri saya sendiri:

"Kunci kesuksesan ada di tanganmu sendiri. Saat kamu lelah, beristirahatlah, tapi jangan menyerah. Saat kamu bingung, carilah jalan untuk terus maju. Jangan habiskan hidup hanya untuk meniru definisi sukses orang lain. Temukan versi suksesmu sendiri. Jadilah sayap yang melindungi dan membawa Alor menuju cakrawala yang tak berbatas."

Kami berharap kehadiran kami di kampus bukan sekadar undangan formal, tetapi menjadi awal dari sebuah kolaborasi jangka panjang. Kami percaya bahwa perubahan tidak selalu dimulai dari panggung besar. Terkadang, ia bermula dari mimpi kecil yang diucapkan dengan tulus di ruang kelas, di lingkungan kampus, dalam percakapan santai bersama masyarakat di antara mereka yang juga berbagi mimpi tentang Alor yang lebih cerah.



Postingan Terkait

Komentar

Bagikan Pemikiran AndaJadilah yang pertama menulis komentar.
bottom of page