top of page

Dari Inspirasi Menuju Aksi: Implementasi Restorasi dengan Metode Reef Star di Alor

May 27

Bacaan 4 menit

2

20

0


Secara global, kerusakan terumbu karang kini menjadi isu serius—bukan hanya karena ancamannya terhadap keanekaragaman hayati laut, tetapi juga karena dampaknya terhadap mata pencaharian, seperti perikanan, pariwisata, dan ketahanan wilayah pesisir. Ketika upaya konservasi alami tidak lagi cukup untuk menghentikan kerusakan, intervensi aktif menjadi sangat penting. Di sinilah teknologi seperti Reef Star, yang dikembangkan oleh MARS Sustainable Solutions (MSS), hadir sebagai salah satu solusi.



Reef Star configuration featuring attached coral fragments (Source: Buildingcoral.com)
Reef Star configuration featuring attached coral fragments (Source: Buildingcoral.com)
Reef Star adalah struktur berbentuk bintang dengan panjang enam kaki yang terbuat dari rangka baja dan dilapisi pasir. Fungsi utamanya adalah sebagai substrat buatan tempat fragmen karang dipasang untuk mempercepat regenerasi terumbu karang. Desain ini bukan sekadar estetika. Bentuk dan bahan yang dipilih bertujuan untuk memberikan stabilitas, kekasaran permukaan alami, serta kemudahan pemasangan massal di dasar laut. Metode ini telah diterapkan di berbagai lokasi dengan hasil yang signifikan, seperti di Pulau Bontosua (Sulawesi Selatan), Great Barrier Reef (Australia), dan beberapa tempat di Indonesia. Kini, saatnya mempertimbangkan mengapa metode ini sangat relevan—terutama untuk wilayah seperti Alor.

Haries during a training session with MSS, applying protective coating to a Reef Star steel frame. (Photo by MSS Team)
Haries during a training session with MSS, applying protective coating to a Reef Star steel frame. (Photo by MSS Team)
Tidak ada metode tunggal yang sesuai untuk seluruh kondisi perairan.

Berbagai pendekatan telah digunakan di berbagai lokasi—mulai dari yang paling sederhana seperti Rock Pile menggunakan batu kapur, metode reefcake (substrat beton datar), hingga model lokal seperti “Roti Buaya” dari semen, dan lain sebagainya. Semua metode ini memiliki keunggulan masing-masing. Namun, dalam konteks kebutuhan kami di Alor—dengan faktor oseanografi yang dinamis, jenis kerusakan yang terjadi, serta keterbatasan sumber daya—Reef Star menawarkan solusi yang cepat diterapkan, stabil secara struktural, dan memungkinkan keterlibatan langsung dari masyarakat.


Mengapa kami memilih Reef Star

  1. Respons yang Dapat Terukur

    Kita menghadapi kenyataan bahwa kerusakan terumbu karang terus berlangsung. Meskipun metode transplantasi karang tradisional tetap penting, metode tersebut sering kali hanya efektif dalam skala kecil atau untuk tujuan edukasi. Reef Star menawarkan solusi terukur, dalam waktu singkat, ratusan bahkan ribuan unit dapat dipasang oleh tim lokal yang terlatih, menciptakan “platform” karang seluas lapangan sepak bola dalam hitungan minggu.


  2. Lebih Cepat dan Efisien Melalui Propagasi Terstruktur

    Reef Star memungkinkan kami melakukan propagasi karang secara aktif dan sistematis. Fragmen karang dapat langsung diikat pada struktur, dan unit Reef Star dipasang di dasar laut dengan cepat dan terorganisir. Dibandingkan dengan metode seperti tumpukan batu karang (rockpiles) atau “roti buaya” yang mengandalkan penempelan alami, Reef Star lebih efisien dalam hal waktu, tenaga, dan ruang. Dalam waktu yang relatif singkat, area rehabilitasi berskala besar dapat tercipta—hal ini sangat penting di wilayah dengan akses terbatas dan tingkat kerusakan yang luas.


  3. Stabil di Arus Kuat seperti di Perairan Alor

    Reef Star dirancang untuk tahan terhadap arus laut yang kuat—suatu ciri khas perairan Alor. Kaki-kakinya yang saling mengunci membentuk struktur yang stabil saat disusun dalam jumlah besar, sehingga tahan terhadap pergeseran meskipun tanpa jangkar berat. Ketahanan fisik ini menjadikannya cocok untuk lingkungan oseanografi yang kompleks.


  4. Terinspirasi oleh Praktik Terbaik yang dilakukan oleh MSS

    Kami tidak hanya mempelajari Reef Star secara teori—kami menyaksikannya langsung melalui implementasi Mars Sustainable Solutions (MSS) di Sulawesi Selatan. Kami melihat bagaimana metode ini menghidupkan kembali kawasan terumbu yang rusak, memulihkan keanekaragaman hayati laut, dan melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam prosesnya. Melalui pelatihan langsung dengan tim MSS, kami tidak hanya memperoleh pengetahuan teknis, tetapi juga inspirasi dan harapan bahwa pendekatan ini dapat diadaptasi di Alor. Reef Star bukan sekadar alat; ia adalah cerita keberhasilan yang dapat direplikasi.


  5. Practical and Accessible for Local Communities

    Meskipun tidak sesederhana metode tumpukan batu (rockpile), Reef Star tetap praktis dan sesuai untuk digunakan oleh masyarakat. Perakitan dan pemasangannya dapat dilakukan oleh penduduk lokal setelah pelatihan. Di beberapa lokasi, bahkan kelompok perempuan turut terlibat dalam pembuatan unit-unit ini—membuka peluang untuk partisipasi ekonomi dan pemberdayaan sosial. Bagi kami, ini adalah keunggulan besar. Restorasi ekosistem harus berjalan seiring dengan restorasi sosial—memperkuat hubungan dan membangun kembali kepercayaan antara komunitas dan upaya konservasi.


Pemandangan bawah laut dari struktur Reef Star yang terpasang di lokasi nursery karang Molugara per April 2025. (Foto oleh: Jansen Tandi)
Pemandangan bawah laut dari struktur Reef Star yang terpasang di lokasi nursery karang Molugara per April 2025. (Foto oleh: Jansen Tandi)
Teknologi Restorasi Harus Kontekstual

Dalam dunia konservasi, kita sering berada di antara dua ekstrem: solusi berteknologi tinggi yang mahal dan rumit, serta metode yang sangat sederhana yang mungkin kurang tahan lama. Reef Star menawarkan keseimbangankuat di laut, cepat di lapangan, dan dapat dikelola oleh komunitas. Yang membuatnya lebih bermakna adalah pendekatan yang berbasis bukti dan digerakkan oleh komunitas. Reef Star bukan sekadar struktur bawah air; ia adalah alat untuk edukasi, pemberdayaan, dan kolaborasi.


Dari Inspirasi Menjadi Aksi

Reef Star bukanlah solusi ajaib, namun merupakan bagian dari jawaban. Kami percaya bahwa dengan adaptasi yang tepat, teknologi ini dapat menjadi alat yang efektif untuk memulai pemulihan terumbu karang di Alor. Inspirasi dari MSS telah mendorong kami untuk mencoba, menguji, dan mengembangkan pendekatan ini secara lokal. Dengan semangat kolaborasi dan upaya bersama, Reef Star dapat menjadi jembatan antara kehancuran dan harapan—menghubungkan laut yang rusak menuju masa depan yang berkelanjutan.


Pemandangan yang biasa kami temui di area Reef Star—keluarga ikan badut selalu hadir saat kami melakukan pemeliharaan rutin. Sebuah pengingat sederhana akan kehidupan yang kembali tumbuh. (Photo : Jansen Tandi)
Pemandangan yang biasa kami temui di area Reef Star—keluarga ikan badut selalu hadir saat kami melakukan pemeliharaan rutin. Sebuah pengingat sederhana akan kehidupan yang kembali tumbuh. (Photo : Jansen Tandi)

Postingan Terkait

Komentar

Share Your ThoughtsBe the first to write a comment.
bottom of page